Terkadang kita harus diam dan berhenti sejenak di satu titik. Berusaha memahami setiap keadaan yang sekarang terjadi pada diri kita. Baik, buruk adalah dua hal yang akan melengkapi hidup setiap orang. Menjadi buruk itu pilihan, begitu juga ketika engkau memilih kebaikan.
Mungkin engkau akan bertanya, kenapa harus mengikuti kebaikan jikalau keburukan lebih mengasyikkan? Sungguh, itu adalah hal yang salah. Pacaran, minum obat-obatan terlarang, serta kemaksiatan, memang mengasyikkan bagi orang yang tidak mengerti makna kehidupan. Sehingga mencari pelampiasan, yang pasti akan berbuah sebuah penyesalan.
Kita tidak bisa diam terus-menerus di satu titik. Titik-titik itu semakin memanjang mengikuti perputaran jarum jam. Dan akan membuat sebuah garis kehidupan bagi kita. Garis yang nantinya pasti akan berhenti pula di satu titik. Dan ketika itu, engkau tidak bisa kembali ketitik semua. Penyesalan tak berguna. Karena coretan setiap garis tidak dapat engkau hapus. Dan hubungan engkau dengan dunia telah terhapus.
Waktumu semakin menipis. Ambilah keputusan terbaik. Melalui tuntunan kebenaran yaitu Al Quran. Jangan biarkan setiap cemoohan manusia menghentikan keputusanmu. Karena kita tidak akan pernah menemukan orang yang benar-benar memahami kita. Kecuali Dia, Yang Maha Tahu. Semoga kita berhenti di titik terbaik dan menorehkan coretan garis yang indah dalam penghujung hidup kita.
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An Nisaa':100)
Penulis
BungWesno
0 Komentar